Senin, 14 Desember 2009

Shalawat bikin perjalanku lancar

Waktu itu sekitar tahun 1994, aku dapat tugas untuk mengikuti workshop di Magelang, tepatnya di daerah Taman Kyai Langgeng. Selama ini aku gak pernah tahu tentang kota magelang karena memang belum pernah masuk kota Magelang. Selama ini aku hanya selalu membaca shalawat setiap dalam perjalanan, baik di motor, di bus, dalam pesawat atau dimanapun jika dalam perjalanan.
Setelah mendarat di Jogja aku naik angkutan menuju terminal terban. Dari terban aku pengin naik taksi saja ke Magelang karena tidak tahu alamatnya. Tapi tukang becak menawari aku untuk mengantar sampai ke pemberhentian bis tujuan Magelang. Aku ngikut aja. Jadilah aku naik bus menuju Magelang dengan tetap membaca shalawat.
Peristiwa yang tidak aku mengerti dimulai dari dalam bus ini. Kondektur tidak mau aku bayar, padahal aku juga nggak kenal sama kondektur ini. Bahkan waktu turun dari bus, aku dicarikan angkot yang menuju ke Taman Kyai Langgeng. Lagi-lagi si sopir angkot pun tidak mau menerima bayaran dariku. Aku nggak kenal, karena baru kali itu aku menginjakkan kaki di Magelang. Lebih bingung lagi aku dicarikan ojek oleh sopir angkot menuju hotel tempat aku menginap. Lebih heran lagi si tukang ojekpun tidak mau aku bayar. Peristiwa itu sudah berlangsung 15 tahun yang lalu, namun sampai hari ini aku masih nggak ngerti kenapa pak kondektur, pak sopir angkot dan mas tukang ojek nggak mau terima bayaran dari aku. Padahal aku nggak kenal mereka. Tapi bagaimanapun, aku ucapkan terima kasih padamu ya Pak Sopir, Pak Kondektur dan Mas Tukang Ojek atas bantuannya. Semoga hal tersebut menambah nilai ibadah bapak dalam timbangan Allah SWT.

Tidak ada komentar: