Senin, 14 Desember 2009

Sedekah berhadiah rumah

Sampai akhir tahun 2007, gak pernah kepikir dibenakku untuk punya rumah di Palembang. Aku masih pengin balik ke Jogja dan tinggal di sana. Jadi rumah yang aku pikirin adalah yang di Jogja. Padahal entah kapan aku bisa tinggal di sana. Kebetulan selama ini, aku juga dimanjakan oleh harga kontrakan rumah yang super murah dibanding harga pasaran. Dengan 4,5 juta per tahun, aku dapatkan kontrakan rumah yang besar, kalo dipasaran mungkin sekitar 15 juta per tahun.
Bulan Desember 2007, seminggu sebelum kontrakan habis, pemilik rumah datang dan mengatakan kontrakan tidak dapat diperpanjang lagi karena akan ditempati oleh anaknya yang telah kembali dari Jakarta. Wow.... persiapan duit hanya 5 juta ...... aku harus pergi ke luar kota selama seminggu, yang berarti sekembalinya dari luar kota harus sudah ada tempat baru .... Wow..... duitnya????
Istriku yang aku percaya untuk mencari tempat baru, ternyata tidak menemukan rumah kontrakan di dekat tempat tinggal kami. Istriku memang tidak mau pindah jauh karena merasa sudah menyatu dengan lingkungan masyarakat sekitar. Rumah yang dikontrakkan tidak ada, yang ada rumah di jual dengan harga 150 juta itupun dengan kondisi kita harus buat dapur sendiri, buat kamar mandi sendiri dan buat teras dulu sebelum bisa ditempati berarti butuh waktu dan butuh anggaran.
Alhamdulillah, sepulang dari luar kota aku temui pemilik rumah dan masih mengijinkan tinggal selama 2 bulan. Waktu dua bulan aku gunakan untuk cari pinjaman (ke bank sangat lancar dapat 100 juta dengan cicilan separoh gaji, ke Saudara dapat 10 Juta dan nutup asuransi dapat 15 juta). Total 125 juta jadi kurang 25 juta plus kurang biaya buat dapur, kamar mandi dan teras.
Alhamdulillah pemilik rumah yang mau aku beli mau menerima bayaran 110 juta dulu dan 40 juta dicicil (jadi mencicil juga ..... jatah dapur masih ada gak yach?). Nekat aja, aku bikin kamar mandi doang... rumah langsung aku tempati dengan resiko kalo hujan air masuk dan masak di tempat darurat.
Alhamdulillah, bulan kelima angsuran utang, gajiku naik dan menutup sepertiga cicilan. Dan semua proses ini kami rasakan lancar dan tidak mengganggu keseharian. Dapur masih ngebul, anak masih senang dan bisa main bahkan ditempat baru ini semakin banyak teman. Alhamdulillah. Ini pasti pertolongan Allah. Aku memang berusaha membiasakan diri untuk bersedekah walaupun tidak besar dan hanya melalui kotak amal yang lewat didepanku. Aku yang gak pernah berpikir punya rumah, dapat memiliki rumah disaat aku gak punya uang sama sekali. Alhamdulillah.

Tidak ada komentar: