Rabu, 22 Oktober 2008

Biography 07

Bandung

Keluar dari barak tentara Cimahi, tidak langsung balik kampong, tetapi menuju kampus di Geger Kalong Bandung, bersama teman-teman dari Bandung. Tujuan utama adalah mencari kontrakan rumah. Dapat rumah di daerah Panorama dekat kampus IKIP. Trus pulang ke Prambanan untuk liburan. Kembali ke Bandung menuju rumah kawan di Bale Endah, ternyata kontrakan di Panorama sudah di batalkan, dan dapat di Pejagalan Gerlong yang lebih dekat dengan kampus. Satu rumah berdelapan dengan membuat sekat dari triplek dan kain gordyn.

Banyak kenangan di rumah ini. Paling tidak banyak cewek yang takut melintas karena penghuninya sangar he…..he…. rugi jadinya. Tapi waktu tinggal di rumah inilah kami seperti menemukan orang tua di Bandung, keluarga bu Mukari atau ibu Yuni. Beliau banyak membantu baik dari segi material seperti kiriman makanan dan pinjaman duit buat bayar kontrakan hingga hiburan alias tempat kami nonton sepak bola sambil menikmati kopi manis atau sekedar ngobrol menghilangkan kejenuhan.

Selain semangat kuliah, kegiatan yang rutin tiap pagi rebutan kamar mandi. Jum’at pagi senam di IKIP, minggu jalan-jalan ke punclut, malamnya jalan-jalan ke alun-alun pulangnya cari contekan laporan praktikum.

Semester pertama lancar, walaupun belasan kawan harus kena DO. Semester kedua terpaksa aku ujian semester di rumah sakit, karena kena serangan thypus. Ingat semester pertama sudah belasan yang DO, sekarang ujian di rumah sakit dan nggak bisa konsentrasi belajar, ujian secara privat one on one dengan pengawas, dan gak bisa nyontek membuat makin bingung sehingga harus lebih lama lagi di rumah sakit. Syukur dan terima kasih kawan-kawan sangat support dengan bantuan nemenin di rumah sakit. Khan gak ada keluarga di Bandung. Alhamdulillah semester kedua lulus dengan nilai mepet.

Menjelang lulus, kami diharuskan masuk lagi ke barak PUSDIKHUB Cimahi. Untung cuma dua minggu, kalau tiga bulan kayak sebelumnya mungkin keluar barak sudah bisa dipersenjatai oleh negara…he…he… tiarap kopral……

Senin, 20 Oktober 2008

Istrimu adalah pakaianmu

Hari Jum’at (17/10) aku berkesempatan mendengar ceramah agama lewat nasihat pernikahan tetanggaku. Kebetulan aku di dhapuk menjadi koordinator dokumentasi jadi bisa bludhas-bludhus ke manapun kaya wartawan. Dari acara seserahan, akad nikah, persiapan panggung, pemotongan sapi, persiapan dapur sampai ke perhelatan resepsi aku harus selalu siap di lokasi dengan menenteng kamera. Siapa tahu ada momen yang harus diabadikan untuk dijadikan kenangan.

Dari nasihat perkawinan, yang bisa saya share dari nasihat Prof. Dr. Ir. H. Faschrurrozy Sarkowi, MSc tersebut adalah sebagai berikut :

1. Seorang isteri adalah pakaian buat suami dan suami adalah pakaian buat isteri. Sebagai pakaian tentu memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Pakaian itu melindungi (dari panas, dingin, debu dll), jadi suami isteri itu harus saling melindungi..
b. Pakaian itu menutupi aurat, jadi suami isteri harus saling menutupi kekurangan pasangannya, jangan diumbar ke tetangga.
c. Pakaian itu memberikan keindahan dan keagungan, jadi suami isteri harus bisa saling menjadi kebanggan bagi pasangannya, jangan sampai orang malu berada di dekat pasangannya
2. Kita telah diberi modal oleh Allah berupa mawadatan warahmah. Sebagai modal tentu harus kita kembangkan.

Sampai hari minggu (19/10) aku terus menenteng kamera handycam, sementara kamera foto aku serahkan ke juniorku. Kalah dipenampilan, aku coba percepat edit dan pertama serahin hasil.