Sabtu, 20 Maret 2010

Bekal Hidup


Sering orang bertanya untuk apa kita hidup. Banyak orang bertanya bagaimana kita hidup. Padahal ibarat mobil yang dibuat pabrik, jelas tujuannya, buku petunjuk pengoperasiannya pun disediakan pula oleh si pembuatnya. Begitu pula kita manusia, telah jelas tujuan penciptaan kita, sudah jelas pula petunjuk menjalankannya.

Kita diciptakan untuk beribadah. Ini sesuai dengan firman Allah “Tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU”. Petunjuknya jelas berupa Al Qur’an dan Hadits. Contohnya pun jelas yaitu Rasulullah SAW. “Sesungguhnya dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik”. Sifat Rasulullah yang harus kita teladani adalah Sidiq (Jujur), Amanah (dapat dipercaya, bertanggung jawab), Tabligh (menyampaikan, mengajarkan) dan Fathonah (pintar, cerdas, tidak pernah berhenti untuk belajar).

Dalam surah Al Ashr, kita dapat 4 petunjuk agar hidup kita tenang, aman, bahagia, selamat dan terhindar dari ketakutan dan kekhawatiran. Pertama adalah beriman. Kita harus yakin akan ketentuan Allah dan menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Allah. Prinsip dalam melakukan sesuatu harus dengan DUIT. Do’a (selalu melibatkan Allah sejak awal), Usaha (karena ihtiar itu hukumnya wajib, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mau merubahnya dirinya sendiri), Istiqomah (tetap bersemangat, tidak mudah berputus asa dan selalu berprasangka baik atas ketentuan Allah) dan Tawakal (yakin akan ketentuan Allah dan menyerahkan segala hasil dari upaya kita pada ketentuan Allah).

Petunjuk kedua adalah kita harus beramal sholeh dan mengajak berbuat baik dengan mulai mengajak diri sendiri. Rasulullah pun mengajarkan shalat dengan mengerjakan shalat bukan memerintahkan. ”Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat” sabda Rasulullah. Selanjutnya adalah mengajak dan menyampaikann kebenaran. Jangan sampai membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Jika sudah banyak yang menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah berarti itu tanda kiamat sudah dekat. Kebenaran itu dari Allah dan kebenaran itu hanya satu.

Petunjuk selanjutnya adalah saling mengajak dalam kesabaran. Apapun kondisi kita, kaya, miskin, lapang, sempit, sehat, sakit, kita harus tetap istiqomah dan berprasangka baik akan ketentuan Allah. Kesabaran bukan hanya kepasrahan, tetapi tetap harus didahului dengan ihtiar yang sungguh-sungguh dan menyerahkan hasilnya pada ketentuan Allah. Jika merasa gagal, tidak menyalahkan Allah dan jika merasa berhasil tidak melupakan syukur kepada Allah. Allah memberi yang kita butuhkan, walaupun kadang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. .... disarikan dari beberapa ceramah antara lain dari Ustadz Roja, dan khotbah jum’at H. Muazim Syair.