Akhir tahun 2012 aku, istri dan
anak-anakku memutuskan untuk menikmati liburan ke kampung halaman di
Prambanan setelah empat tahun gak bisa melihat candi sewu dari dekat.
Sekeluarga berangkat dengan semangat, menumpang bus. Bahkan si Endu
gak bisa diam walaupun tengah malam dan di dalam bus yang sedang
melaju. Dia ceriwis menanyakan apapun yang dilihatnya, bergantungan,
berlompatan dari kursi ke kursi, gak tahu kalau aku dan istriku sudah
kecapekan karena perjalanan yang panjang menempuh jarak jauh dengan
waktu tempuh yang hampir dua hari dua malam.
Sabtu tanggal 22 Desember 2012 waktu
adzan subuh berkumandang kami sampai di depan rumah di Prambanan,
ketemu simbok yang sudah lama menahan kangen. Ngobrol ngalor ngidul
sambil ngopi sampai ketemu sarapan bubur gurih yang sudah aku idamkan
sejak dari palembang. Hmm... nikmat rasanya.
Hari Senin, 24 Desember jam 01.00 dini
hari aku merasakan ada yang mengganjal di pinggang kiriku, seperti
ada balok terselip di pinggang, sakit, pegel, serba salah, semua
posisi salah, telentang, miring, tengkurap, nungging, tegak gak ada
yang bisa mengurangi rasa sakit. Aku putuskan untuk periksa ke UGD
Rumah Sakit Islam Yogyakarta. Cek lab urine normal, USG ginjal dan
saluran kemih normal. Dokter menyarankan untuk periksa lanjutan
dengan pemeriksaan IVP yang aku gak ngerti. Akhirnya aku mencoba
mengikuti saran adikku yang mengatakan bahwa penyakit ini bukan
medis, tetapi gaib. Banyak saudara-saudara yang membantu
pengobatanku. Om Bagyo, Pak No, Pakde Karjo, Guntur, Andang, mBah
Njangkang, Mbah Muh Kringinan, Noko dan masih banyak yang coba bantu.
Banyak cara, mulai dari mengalirkan tenaga dalam, doa, ramuan borehan
dari rumput-rumputan sampai sedot yang mengeluarkan 4 batang jarum
jahit dari pinggangku. Aku gak ngerti gimana mereka beerja, yang
penting aku mau sembuh. Semua saran aku turuti dari makan pisang,
lapis legit, jadah, salak dan minum air kelapa hijau (obatnya enak
semua jadi yo pasti gak nolak toh).
Alhmadulillah, menjelang tahun baru
2013, rasa sakit itu gak datang lagi sampai saat ini. Aku gak tahu
mana yang mujarab dari semua usaha pengobatan itu. Yang jelas aku
ucapkan terima kasih kepada semua saudaraku yang telah berusaha
membantuku sembuh. Kepada istri dan anak-anakku aku mohon maaf,
karena waktu yang seharusnya untuk liburan ternyata gak bisa
kemana-mana. Gak bisa nganter jalan-jalan walaupun sekedar ke
pelataran Candi, gak sempet kuliner menikmati gudeg Yu Jum, mi godog
mbah gombloh, dawet ringin atau proliman, soto sholeh, ikan bakar di
pantai depok, jadah tempe dan sate kelinci kaliurang, sate goreng dan
tengkleng, sego gudangan dan jenang parem. Semoga kesempatan
berikutnya kita bener-bener bisa liburan. Terima kasih buat Paklik
Wawan yang menyempatkan waktu yang sempit untuk muter-muter melihat
pantai dan merapi, walaupun gak puas karena waktu yang mepet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar