Selasa, 06 November 2012

Aku Bingung

Hari-hari berat aku lalui di minggu minggu terakhir ini. Aku gak tahu bagaimana aku berkomunikasi dengan anakku. Saat aku bicara dengan anakku, aku merasa tidak ada jarak, tidak ada sekat bahkan sering  juga dengan diselipin canda dan gurau. Tetapi aku merasa bahwa apapun yang kami jadikan komitmen tidak ada yang terealisasi.

Anakku Kartika Intan Hapsari saat ini memang lagi masa-masa puber. Tetapi mengapa aku tidak bisa menjadi teman curhatnya, padahal aku selama ini merasa memperlakukan dia juga sudah seperti teman, aku kasih kebebasan dengan batasan-batasan. Aku beri kebebasan dia untuk main dan bergaul dengan batasan sebelum maghrib harus sudah ada dirumah. Aku katakan bahwa boleh dia dekat dengan lawan jenis, tetapi jangan dijalanan, ketemuan di rumah saja, kalau mau jalan yang jelas tujuannya. Gak pernah aku tuntut dia menjadi juara, yang sering aku katakan adalah ”Gak apa-apa bodoh yang penting rajin”.

Aku bingung, istriku bingung dan kami dibuat semua kebingungan. Begitu sering aku merasa kehilangan anakku. Sering dia pergi, lewat maghrib, lewat jam 9, lewat jam 10 bahkan tidak jarang pulang pagi. Yang membuat aku bingung, saat dia pergi aku benar-benar kehilangan kontak, telepon gak dijawab bahkan sering hp dimatiin, sms gak dibalas, hubungi temen-temannya semua bilang tidak tahu.

Aku gak tahu apa yang salah dengan caraku berkomunikasi dengan dia. Ngobrol berdua dari hati ke hati sudah aku coba. Cara keras dengan hukuman bentakan dan pukulan sudah aku coba. Komitmen tertulis sudah aku lakukan. Komunikasi dengan canda tawa sering aku lakukan. Minta bantuan nasihat ustadz, rukyah, sampai konsultasi psikologi sudah. Mengajak ke komunitas yang positif sudah. Tapi kejadian terus ada. Pemberontakan? Anakku memberontak? Lalu apa yang menjadikan dia berontak? Apa yang dia inginkan? Sampai saat ini aku belum tahu jawabannya. Anakku bilang gak ada masalah. Nasihat psicholog sudah aku jalankan. Ustadz yang merukyah bilang gak ada gangguan. Aku hanya bisa bilang sama istri, bahwa kita pasrah saja pada Allah karena Allah yang punya hak memberi hidayah. Perbanyak istighfar dan sholat tobat karena mungkin kejadian ini akibat dari dosa yang kita lakukan. Robbana dzolamna anfusana wa inlamtaghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosiriin.

Kepada anakku KARTIKA INTAN HAPSARI, maafkan ayah kalau gak bisa penuhi semua permintaan. Satu yang ayah minta ”Jangan tinggalkan sholat, dan doakan ayah dan ibu sesudah itu”.

Tidak ada komentar: